CEO Putratama Group: Terima Kasih Pak Jokowi, Selamat Bertugas Pak Prabowo!

CEO Putratama Group, Hj. Susi Andrianis, S.Sos., S.Psi., MM

Jakarta, innews.co.id – Penyerahan estafet kepemimpinan Indonesia yang berjalan mulus dari Joko Widodo-Ma’ruf Amin kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, hari ini, menandakan kualitas demokrasi di Indonesia sudah semakin baik.

“Kita bersyukur pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2024-2029, Minggu (20/10/2024) berjalan dengan smooth,” kata CEO Putratama Group, Hj. Susi Andrianis, S.Sos., S.Psi., MM., dalam keterangan persnya, di Jakarta, hari ini.

Dirinya mengaku terharu menyaksikan pelantikan di Gedung MPR/DPR dan lepas sambut Presiden-Wakil Presiden RI di Istana Negara, Jakarta. “Saya terharu dan ada rasa sedih saat melihat dan mengikuti prosesi pelantikan dan lepas sambut ini,” aku Susi.

Lebih jauh Susi mengatakan, pemerintahan Prabowo-Gibran perlu fokus pada stabilitas ekonomi dan pemberdayaan sektor-sektor strategis karena akan membantu meningkatkan pertumbuhan, di antaranya ketahanan pangan dan energi. Guna mewujudkan swasembada pangan dan energi untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan daya saing ekonomi.

Susi Andrianis bersama jajaran Putratama Group di ulangtahun korporasi ke-18

Selain itu, perlu dilakukan reformasi birokrasi dengan mengurangi birokrasi dan korupsi untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif bagi pengusaha.

Tak kalah penting juga, sambung Susi, melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk mendukung konektivitas dan distribusi barang. Lainnya, pemberdayaan UMKM dengan memperkuat perannya melalui dukungan finansial, teknologi, dan pelatihan.

Penting juga mendapat perhatian terkait kemudahan berinvestasi untuk mendorong masuknya investor asing di sektor-sektor strategis, terutama di teknologi dan manufaktur.

Kabinet Prabowo

Menyinggung soal Kabinet Prabowo-Gibran yang dinilai “gemoy” oleh banyak pihak, menurut Susi, dapat dilihat dari dua perspektif. Di satu sisi, kabinet yang besar seringkali dianggap mampu mewakili banyak kepentingan politik dan sosial serta memberikan ruang untuk berbagai kelompok dalam pemerintahan. Hal ini tentu bisa membantu dalam menjaga stabilitas politik dan mendukung program-program pemerintah.

Namun, di sisi lain, kabinet yang terlalu besar bisa memunculkan masalah efisiensi, birokrasi yang lambat, dan biaya yang lebih tinggi.

“Yang paling penting adalah memastikan bahwa kabinet tersebut bekerja efektif untuk mewujudkan visi-misi dan program Pemerintah Prabowo-Gibran. Marilah kita semua berpikir positif untuk bersama-sama mendukung dan mendoakan pemimpin bangsa mampu melangkah, menunaikan amanah dan tanggung jawab yang dipercayakan padanya melalui program-programnya demi bangsa dan negara yang kita cintai,” ajak Susi.

Terima kasih

Pada bagian lain, Susi mengapresiasi kinerja Joko Widodo selama 10 tahun menjadi Presiden.

“Ada begitu banyak tantangan yang dihadapi. Namun, beliau berhasil mendorong pembangunan infrastruktur secara massif, memperkuat reformasi pelayanan publik, serta memperluas akses kesehatan dan pendidikan. Program seperti Tol Laut dan Kartu Indonesia Sehat menjadi sorotan positif,” urainya.

Meski begitu, tantangan juga hadir dalam bentuk ketidaksetaraan ekonomi, ketergantungan pada utang, serta masih adanya korupsi di berbagai level institusi pemerintahan.

“Di akhir masa jabatannya, kepada Pak Jokowi, saya menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas upayanya membangun pondasi untuk pertumbuhan jangka panjang dengan harapan agar keberlanjutan dan penyempurnaan kebijakan ini diteruskan oleh pemerintahan berikutnya,” pungkas Susi. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan