Jakarta, innews.co.id – Libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah ternyata kurang memiliki dampak besar pada perekonomian nasional dibanding tahun lalu.
“Tahun ini terjadi penurunan dibanding 2024 lalu. Hal tersebut nampak dari menurunnya jumlah masyarakat yang mudik dan perputaran ekonomi di pasar menyangkut bahan kebutuhan Lebaran, baik makanan maupun pakaian dan pernak-perniknya,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta, Diana Dewi, di Jakarta, Kamis (3/4/2025).
Data yang ada menyebutkan, jumlah pemudik di 2025 lebih rendah sekitar 563.000 orang dibanding periode Lebaran tahun lalu. Adapun jumlah pemudik yang tercatat pada Lebaran 2024 mencapai sekitar 10,7 juta orang.
“Diprediksi laju perekonomian pada Lebaran 2025 mengalami penurunan antara 13-15 persen dibanding tahun lalu. Jika pada Idul Fitri 2024 perputaran uang mencapai Rp 157,3 triliun, maka pada masa yang sama di 2025 diperkirakan mencapai Rp 135,57 triliun,” jelas Diana Dewi.
Alami pelambatan
Lebih jauh CEO Suri Nusantara Jaya ini memprediksi beberapa sektor usaha akan mengalami pelambatan pasca Lebaran. Salah satunya adalah manufaktur. Selain sebelum Lebaran sejumlah perusahaan melakukan PHK massal, juga terjadi pelambatan labtaran kontraksi ekonomi global. Faktor penyebab lainnya, terjadi penurunan permintaan, kenaikan biaya produksi, atau perubahan kebijakan pemerintah.
Sektor-sektor lainnya juga kemungkinan besar mengalami pelambatan seperti, konstruksi, transportasi, perdagangan, pariwisata, dan properti.
Diana memberikan kiat untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi antara lain: mengontrol inflasi, mengelola moneter, dan meningkatkan investasi. Hal lainnya, meningkatkan produktivitas, mengembangkan industri, dan meningkatkan ekspor. Tak kalah penting dilakukan adalah mengembangkan inovasi, mengadopsi teknologi, meningkatkan investasi di bidang research and development.
Meski begitu, Diana tetap optimis terhadap prospek investasi. “Sebagai pengusaha kita harus tetap optimis terhadap prospek investasi pasca Lebaran. Saya yakin, pemerintah akan terus mendorong hadirnya investor-investor baik dalam maupun luar negeri. Hanya saja, hal tersebut harus diimbangi dengan kebijakan yang mengacu pada ekonomi berkelanjutan,” usulnya.
Diana berharap pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang kondusif untuk menarik investasi, seperti penyederhanaan regulasi dan insentif untuk investor. Juga pemerintah diharapkan melakukan pengembangan infrastruktur dan meningkatkan keamanan investasi.
“Dengan kebijakan-kebijakan tersebut, diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya. (RN)