Ginagan Nainggolan: Prabowo-Gibran Harus Berani Tolak Calon Menteri yang Tidak Kompeten Dari Parpol

Ginagan Nainggolan, S.Kom., pengusaha sukses bicara tentang peluang bisnis di era Prabowo-Gibran

Jakarta, innews.co.id – Optimisme akan kemajuan dunia usaha di era pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, disampaikan pengusaha Ginagan Nainggolan, S.Kom., Presiden Direktur PT Pandapot Indah.

“Saya optimis, dunia usaha akan semakin baik dan berkembang pada pemerintahan yang baru nanti,” kata pengusaha muda, Ginagan Nainggolan, di Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Menurutnya, hal-hal baik yang telah dikerjakan semasa pemerintahan Presiden Joko Widodo harus dilanjutkan. “Keputusan Prabowo menerima pinangan Jokowi untuk menjadi Menteri Pertahanan, padahal sebelumnya merupakan rivalitas di Pemilu 2019, menunjukkan jiwa kenegarawanan yang tinggi. Hal tersebut juga yang membuat rakyat meyakini dibawah kepemimpinan Prabowo, Indonesia akan lebih baik lagi,” ujar Komite Pakan dan Pembibitan Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini.

Sebagai pengusaha, Ginagan tentu menginginkan suasana negara yang kondusif. “Dengan situasi yang kondusif, maka para pengusaha bisa berbisnis dengan lancar. Juga perlunya memperluas akses-akses untuk permodalan, khususnya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” ucapnya.

Salah satu faktor pendukung kemajuan dunia usaha, lanjut Ginagan, adalah kepiawaian Prabowo untuk memilih menteri-menteri sebagai pembantu tugas-tugasnya. “Idealnya komposisi menteri 60% dari kalangan profesional dan 40% dari parpol. Dari parpol pun harus dipilih yang kompeten sesuai pos nya. Pak Prabowo harus berani menolak menteri-menteri yang diajukan oleh parpol bila tidak memenuhi kompetensi sesuai jabatannya. Parpol pun harus menyetor sosok yang benar-benar mumpuni dan capable. Bahkan, idealnya semakin banyak generasi muda yang diberi kepercayaan sebagai menteri,” serunya.

Jadi negara maju

Meski upaya berbagai pihak mendorong Indonesia masuk jajaran negara maju, namun Ginagan justru melihat ada banyak negara yang tidak ingin Indonesia jadi negara adidaya. Sebab, Indonesia bisa dikatakan komplit, punya sumber daya alam, tambang, dan sebagainya. Kalau jadi negara maju, maka memunculkan kekhawatiran bagi negara-negara lainnya.

Karena itu, Indonesia harus terus memperlengkapi diri agar ketika lepas landas sudah memiliki kemampuan dan didukung penuh oleh rakyatnya. “Rakyat harus dilibatkan dalam upaya mendukung Indonesia masuk jajaran negara maju,” tukasnya.

Diakuinya, masih banyak tantangan yang dihadapi kedepan, termasuk kondisi geopolitik internasional, di mana di sejumlah tempat masih berkecamuk perang. Juga akibat free trade world, membuat banyak barang-barang dari luar negeri membanjiri Indonesia dengan harga murah, sehingga produksi dalam negeri stagnan.

Untuk itu, pemerintah kedepan harus bisa mengkompetitifkan harga jual barang produksi dalam negeri, melalui regulasi dan intervensi pasar. “Kalau kita kalah bersaing dengan barang-barang dari luar negeri, maka pengusaha-pengusaha kita akan terlindas,” tegas Bendahara Umum Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Jakarta Barat ini.

Di satu sisi, sambung Ginagan, boleh-boleh saja pemerintah memberi karpet merah terhadap investor dari luar, namun masa depan pengusaha-pengusaha lokal juga harus diperhatikan, melalui kebijakan yang lebih friendly dan kemudahan akses.

Terkait pungli, menurut Ginagan, faktanya sulit diberantas. Mungkin salah satu caranya dengan membuka seluas-luasnya kesempatan kerja. Dengan begitu, angka pengangguran akan berkurang. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan