Jakarta, innews.co.id – Saat ini, sejumlah bank mengurangi layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Hanya BCA yang justru jumlah ATM-nya bertambah.
Tak hanya itu, jaringan kantor bank umum konvensional (BUK) di seluruh Indonesia berkurang sebanyak 4.676 unit per triwulan IV-2023, menjadi tinggal 115.539 buah.
Dilaporkan, pada periode 2019-2023, jumlah ATM yang dioperasikan BRI berkurang 33,9% dari 19.184 unit menjadi 12. 683 unit. ATM Bank Mandiri turun 29,4% menjadi 12.906 pada 2023. Sementara, ATM yang dioperasikan BNI berkurang 28,3% menjadi 12.390 unit, yang dioperasikan CIMB Niaga berkurang 33,7% menjadi 2.982 unit. Sedangkan ATM yang dioperasikan BCA bertambah 2,8% menjadi 18.268 unit.
Menyikapi kondisi demikian, praktisi hukum dan ekonomi nasional Andre Rahadian, SH., LL.M., M.Sc., mengatakan, berkurangnya jumlah ATM bukan karena sistem perbankan melemah, tapi karena masyarakat makin melek teknologi dan beralih ke transaksi non-tunai yang lebih cepat, aman, dan efisien.
“Kita bisa melihat masyarakat sekarang sudah semakin melek dan memahami teknologi. Artinya, masyarakat telah berhasil beradaptasi dengan teknologi. Ini merupakan kabar baik,” ujar Partner Hanafiah Ponggawa & Partners Law Firm (Dentons HPRP) yang juga Vice Chairman bidang Infrastructure APINDO ini.
Dirinya menyebut, fenomena ini mencerminkan keberhasilan inklusi keuangan digital dan adopsi aplikasi perbankan serta dompet digital yang kian masif.
Di sisi lain, lanjutnya, sumber daya yang tadinya dialokasikan untuk pengelolaan ATM kini bisa dialihkan untuk memperkuat layanan digital, memperluas jangkauan internet banking, dan meningkatkan keamanan siber.
“Dunia siber memiliki kerentanan terhadap ‘serangan’ dan keamanan. Butuh proteksi yang baik sehingga keamanan data terjamin,” tukas Founder Masyarakat Hukum Udara (MHU) yang juga Ketua Umum Iluni UI periode 2018-2022 ini. (RN)