Bunda Milenial Bergerak, Simbol Perjuangan Kaum Perempuan

Bunda Milenial yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia mengikuti Yogyakarta International Dance Carnival (YIDC), Minggu (25/8/2024)

Jakarta, innews.co.id – Kehadiran komunitas Bunda Milenial dari berbagai daerah pada Yogyakarta International Dance Carnival (YIDC), Minggu (25/8/2024), begitu menghebohkan.

Dengan berpakaian kebaya bercorak orange, para ibu-ibu tersebut berjalan dengan gagah berani, menyusuri jalan-jalan dan menyita perhatian masyarakat yang menyaksikannya.

Langkah pasti Bunda Milenial seolah melukiskan rentetan perjuangan dari perempuan Indonesia untuk terus mengangkat harkat dan derajat kaumnya dan menipiskan ketimpangan gender yang masih mengemuka.

Komunitas Bunda Milenial bergerak di bidang sosial, budaya, dan kemanusiaan

“Keterlibatan Bunda Milenial Indonesia pada acara ini merupakan bentuk komitmen untuk terus memperjuangkan kaum perempuan,” kata Dr. Dyah Yani Ketua Bunda Milenial Surabaya, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Senin (26/8/2024).

Menurutnya, perjuangan Bunda Milenial khususnya di bidang sosial, budaya, dan kemanusiaan. “Di komunitas ini sesama perempuan dapat saling melengkapi, dengan motto saling asah, asih, dan asuh dalam kegiatan sosial, budaya, dan kemanusiaan,” ujarnya.

Ketua Umum Bunda Millenial Indonesia Bunda Siska Rumondor bersama Ketua Bunda Milenial Surabaya Bunda Dyah Yani

Diah juga mengatakan, keikutsertaan Bunda Milenial pada parade ini merupakan bentuk dukungan nyata busana ‘Kebaya Goes to Unesco’, Desember nanti. Kita dorong hal tersebut menjadi kenyataan,” ucapnya bergelora.

Dukungan serupa juga disampaikan Bunda Milenial Banyumas. “Kami mendukung kebaya menjadi warisan budaya dunia, imbuh Ketua Bunda Milenial Banyumas, Arie Jumi Purwandari.

Di Bunda Milenial Surabaya ikut bergabung Bunda Guru, Bunda Dosen, Bunda UMKM, Bunda Ojol, dan Remaja Perempuan Millenial.

Pelestarian budaya

Lebih jauh Dyah mengatakan, parade kebaya ini juga merupakan upaya pelestarian budaya. Itu sangatlah penting. “Jangan sampai anak cucu kita tercerabut dari akar budaya sendiri. Kita bisa kehilangan sejarah dan warisan yang tak ternilai dari nenek moyang kita,” tukasnya.

Ketua Umum Siska Rumondor bersama Ketua BM Surabaya, Ketua BM Semarang, Ketua BM Palembang, Ketua BM Banjarnegara, Ketua BM Banyumas

Baginya, peran perempuan sebagai Ibu Bangsa sangat besar dalam melestarikan budaya. “Umumnya, ibu yang paling dekat dengan anak-anak, sehingga memudahkan untuk memberikan pesan-pesan moral, termasuk bagaimana kita menjaga warisan leluhur turun temurun,” seru Dyah Yani.

Sementara itu, Ketua Umum Bunda Milenial Indonesia Siska Rumondor mengajak seluruh pengurus di daerah untuk membuat program-program nyata yang bermanfaat luas.

Komunitas Bunda Milenial Indonesia tampak kompak

“Bunda Milenial akan terus bergerak dan memberi warna tersendiri bagi masyarakat serta mendukung emansipasi perempuan,” pungkas Siska. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan