
Jakarta, innews.co.id – Rumah sebagai kebutuhan pokok lain selain sandang dan pangan menjadi hal yang sangat penting untuk diperjuangkan secara merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Faktanya, masih banyak warga Papua yang belum memiliki rumah yang layak huni.
“Saya mengapresiasi tekad besar pemerintahan Prabowo-Gibran untuk menyelesaikan proyek pengadaan 30 juta unit rumah bagi rakyat Indonesia yang membutuhkan,” kata Willem Wandik, Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, di Jakarta, Senin (20/1/2025).
Menurutnya, pesan kuat Kabinet Prabowo-Gibran yang disampaikan oleh Hashim Djojohadikusumo, pada Perayaan Natal Bersama Partai Gerindra di Gereja Tiberias, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (19/1/2025), kemarin, merupakan bagian dari mimpi besar Presiden Prabowo selama 20 tahun berkarir di dunia politik sejak mendirikan partai politik sebagai rumah ideologis perjuangan Presiden RI ke-8 tersebut.
“Sebagai seorang yang juga dibesarkan dan ditempa di pedalaman Papua Pegunungan, tepatnya di Tolikara, saya sangat merasakan betul pentingnya pemenuhan kebutuhan papan berupa ‘perumahan’, selain sandang dan pangan, bagi masyarakat kecil yang tinggal di kampung-kampung, terkhusus bagi masyarakat kami di Tanah Papua,” ucapnya.
Baginya, tanpa perumahan yang layak, setiap kepala keluarga yang memegang tanggung jawab rumah tangga bersama istri (dalam lingkup keluarga inti), bisa dikatakan tidak dapat memenuhi kewajiban dasarnya untuk menyediakan tempat tinggal yang aman, terjamin, dan memenuhi standar kesehatan, bagi seluruh anggota keluarganya. Kepala Keluarga juga tidak dapat pula mendidik anak-anaknya untuk menyiapkan generasi penerus perjuangan keluarga dan masyarakat (apalagi berharap untuk berkontribusi terhadap pembangunan nasional).
“Tanpa rumah yang layak, sejatinya rakyat Indonesia dari Tanah Papua hingga ke Tanah Rencong Aceh, dipastikan belum merasakan kemerdekaan sejati, sekalipun republik ini telah mendeklarasikan kemerdekaanya sejak 79 tahun yang lalu,” tuturnya.
Willem mencontohkan, baru-baru ini kebakaran telah meluluhlantakkan 12.300 bagunan, termasuk ribuan rumah masyarakat di kawasan kota elit dan pemukiman terkenal di Los Angeles, Amerika Serikat. Tak terkecuali kehancuran perumahan juga dialami oleh para jetset orang-orang kaya dan terkenal di Amerika, yang merasakan kehilangan rumah impiannya yang telah dibangun dengan susah payah. Hasil kerja keras puluhan tahun lamanya hangus dan hancur tak tersisa serta menimbulkan kesedihan yang mendalam terhadap kerusakan aset perumahan yang mereka miliki.
Jika orang-orang kaya di Amerika Serikat mengalami kesedihan yang mendalam akibat bencana hancurnya perumahan mereka, bagaimana dengan nasib rakyat kecil di Republik Indonesia.
“Seperti nasib warga kami di Tanah Papua, yang selama ini telah ‘terkooptasi’ dalam ekosistem hidup yang ‘sudah terbiasa’ berada dalam keterbatasan dan ketiadaan akses yang baik dan layak, terhadap sumber perumahan layak huni yang telah mereka tinggali, mengukir banyak cerita dan kenangan dari jutaan manusia Indonesia, di mana para keluarga kecil tersebut telah hidup dalam ketiadaan fasilitas perumahan yang layak huni, selama berpuluh-puluh tahun,” bebernya.
Dirinya menambahkan sebagai politisi yang pernah melayani negara dan rakyat selama 10 tahun di Senayan RI, dan pada hari ini diberikan penugasan oleh rakyat di Lembah Tolikara untuk memimpin pemerintahan daerah selama 5 tahun mendatang, tentunya memiliki harapan besar kepada tekad kuat dan patriorik dari Presiden Prabowo Subianto.
“Saya berharap, pemenuhan target pembangunan perumahan layak huni bagi masyarakat kecil di seluruh Indonesia, juga ikut menjadi bagian dari variabel pembangunan yang diharapkan dapat membantu rakyat kami di Tanah Injil, Lembah Tolikara,” tukasnya.
Dirinya mengaku merasa senang dan bangga melihat Presiden yang diperjuangkan dalam kontestasi Pemilu 2024 kemarin, terus bekerja tanpa henti, untuk ‘mendistribusikan’ hasil kekayaan negara kepada sektor-sektor fundamental yang menjadi kebutuhan vital bagi keberlangsungan kehidupan rakyat di seluruh Indonesia. (RN)
Be the first to comment