Jakarta, innews.co.id – Keberhasilan keluar dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19, merupakan hasil kolaborasi, baik di antara sesama pelaku usaha yang terhimpun dalam Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI (kini, Daerah Khusus/DK) Jakarta maupun dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Kita pernah mengalami masa-masa suram perekonomian, terutama saat Covid-19 melanda Indonesia. Sangat sulit sekali keadaan ketika itu. Perekonomian lumpuh, banyak pekerja dirumahkan, perusahaan diambang kebangkrutan, sementara virus begitu merajalela. Jatuh korban dimana-mana, bahkan sanak keluarga kita sendiri. Kalau kita ingat masa-masa itu, begitu menyedihkan,” kata Ketua Umum KADIN DKI Jakarta, Diana Dewi, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Rabu (24/7/2024).
Padahal, ketika itu, baru setahun Diana Dewi memimpin Kadin DKI Jakarta, tepatnya terpilih pada 2019 lalu. “Tidak pernah saya bayangkan masuk dalam kondisi demikian ketika awal-awal memimpin KADIN DKI Jakarta. Virus yang menyebar begitu cepat membuat kita terhenyak. Di satu sisi, saya masih melakukan konsolidasi internal, sementara di lapangan baik perusahaan maupun masyarakat sudah teriak-teriak,” kenangnya.
Gerak cepat
Ketika itu, tak ada jalan lain bagi Diana, kecuali langsung terjun ke bawah. “Saya hanya berpikir bagaimana bisa menyelematkan anggota KADIN DKI dan masyarakat. Saya coba bicarakan dengan Pemprov DKI dan meminta agar menyurati Pemerintah Pusat agar diberi kemudahan dalam berbagai bentuk, entah itu stimulus atau relaksasi dan keringanan pembayaran pinjaman ke bank. Alhamdulillah, mendapat respon positif dari Pemprov DKI kala itu,” ujar Diana.
Tak berhenti sampai di situ. Dirinya gerak cepat berjibaku mengumpulkan pengurus KADIN DKI untuk urunan guna dapat membantu masyarakat. “Memang sudah ada bantuan dari pemerintah. Namun, itu saja tentu tidak cukup. Sementara agar tidak tertular, orang disuruh tinggal di rumah. Kan kebutuhan mereka harus dicukupi,” seru Diana.
Tidak tanggung-tanggung, Diana bersama pengurus KADIN DKI lainnya turun langsung ke masyarakat, menyalurkan bantuan, terutama kebutuhan pokok. Dirinya menyasar berbagai kelompok masyarakat di Jakarta, mulai dari driver ojek online, masyarakat kurang mampu, sampai para penggali makam di TPU Pondok Ranggon. Pun menggelar berbagai kegiatan bazar dengan harga yang sangat terjangkau.
Tidak itu saja, Kadin DKI juga memberikan ratusan tabung oksigen berkapasitas 6 meter kubik, puluhan ribu masker, dan alat pelindung diri (APD). Bantuan tersebut diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, untuk selanjutnya disalurkan ke rumah sakit dan puskesmas di Ibu Kota. Kadin DKI juga membantu pelaksanaan vaksinasi kepada warga Jakarta.
Mungkin kekhawatiran terkena Covid ada dalam diri Diana. Namun, kecintaannya kepada masyarakat Jakarta membuatnya bisa mengesampingkan rasa khawatirnya. “Saya bismillah saja. Kan yang saya lakukan untuk kebaikan sesama, pasti Allah SWT akan memproteksi saya,” yakinnya.
Bantuan ke Kadin-Kadin Kota se-Jakarta hingga Kepulauan Seribu juga mengalir deras. “Kadin DKI begitu solid ketika itu dengan harapan pandemi bisa segera berakhir,” tukas Founder Toko Daging Nusantara ini.
Diana mengaku, saat itu dirinya hanya berpikir bagaimana menyelematkan banyak warga Jakarta, tidak hanya soal perekonomian, tapi juga nyawa. Dirinya berprinsip, bisnis penting, tapi kesehatan manusia jauh lebih penting lagi.
Berlanjut
Ketika pandemi berangsur surut, aksi sosial Kadin DKI terus berlanjut. Dibawah komando Diana, para pelaku usaha di Jakarta menggelar bazar dan Pasar Murah di sejumlah tempat. Kegiatan tersebut langsung didaratkan kepada warga Jakarta. “Saya turun langsung untuk memastikan bantuan yang diberikan tepat sasaran. Alhamdulillah, warga senang menerimanya,” imbuhnya.
Perlahan tapi pasti, Diana terus mendorong para pelaku usaha untuk bangkit pasca pandemi, melalui berbagai kegiatan, baik pelatihan maupun pembekalan, khususnya bagi UMKM. Semua cara dilakukan guna mendorong percepatan pemulihan ekonomi di Jakarta. Melakukan operasi pasar menjadi cara Diana untuk tahu harga-harga bahan kebutuhan pokok yang selanjutnya didiskusikan dengan Pemprov DKI.
Sampai akhirnya, memasuki 2024 ini, perekonomiam Jakarta sudah masuk dalam fase stabil, meski agak sedikit turun lantaran pesta demokrasi.
“Saya berharap, usai Pilkada Serentak nanti, perekonomian Jakarta bisa kembali seperti sedia kala. Meski status Jakarya sudah berubah tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara secara de jure, namun de facto, Jakarta sejauh ini tetap Ibu Kota dan daerah primadona, terutama bagi para pelaku usaha,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment