Jakarta, innews.co.id – Sekitar 96,7 persen hotel di Indonesia mengaku mengalami penurunan okupansi yang besar. Hal tersebut menjadi ancaman bagi industri perhotelan. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa terjadi.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta, Diana Dewi mengaku miris dengan kondisi demikian. “Saya prihatin sektor bisnis perhotelan mengalami guncangan besar di kuartal pertama tahun ini,” kata Diana.
Menurutnya, itu bukan hanya lantaran kebijakan efisiensi yang diberlakukan oleh pemerintah. “Kondisi perekonomian global yang belum stabil menjadi pemicu lainnya, yang membuat jumlah wisatawan mancanegara pun melorot drastis.
Selain itu, tingginya biaya operasional membuat pendapatan hotel menurun drastis. Juga terjadi persaingan yang ketat dengan munculnya hotel-hotel dengan harga yang lebih kompetitif. Penggunaan aplikasi untuk memesan hotel juga membuat pendapatan hotel jadi menurun.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha industri perhotelan. Karena bila pihak hotel harus menaikkan biaya inap konsumen tentu akan sulit dilakukan,” ujar CEO Suri Nusantara Jaya ini.
Karenanya, Diana memandang pemerintah perlu melakukan upaya mitigasi guna menghadapi ledakan PHK.
Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) belumlah cukup. Harus diimbangin dengan upaya-upaya lain yang lebih konkrit. Seperti, perlindungan karyawan, mengadakan pelatihan, melakukan diversifikasi pekerjaan dengan bidang yang bisa menampung karyawan hotel dan lainnya.
Di sisi lain, pemerintah juga perlu membantu para pelaku usahanya, dengan memberikan keringanan pembayaran kredit perbankan, memotong suku bunga pinjaman, dan memberikan stimulus agar bisnis tersebut tidak sampai tutup.
Sementara itu, pihak hotel juga harus mencoba melakukan terobosan demi terobosan. Mulai dari meningkatkan kualitas layanan untuk menarik wisatawan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Juga menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional. Serta mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk menarik wisatawan dan meningkatkan okupansi hotel.
“Kalau dilihat jumlah PHK semakin besar akhir-akhir ini. Namun, kita harus tetap optimis dan melakukan hal-hal positif guna mendorong penyehatan dunia kerja,” serunya. (RN)