
Jakarta, innews.co.id – Rasa sedih menyelimuti sebagian besar pengurus dan anggota Kongres Wanita Indonesia (Kowani), saat menghadiri serah terima jabatan dari Dr. Ir. Hj. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd., kepada Nanny Hadi Tjahjanto, di Sekretariat Kowani, Jakarta, hari ini.
Tak sedikit dari mereka menitikkan air mata haru ketika secara resmi Giwo Rubianto menyerahkan amanat Ketua Umum Kowani kepada Nanny yang terpilih pada Kongres XXVI Kowani, Kamis (5/12/2024) lalu.
Masih membekas dalam ingatan para wanita pejuang bangsa bagaimana dibawah kepemimpinan Giwo Rubianto selama dua periode (2014-2024), Kowani telah menjelma menjadi federasi organisasi perempuan di Indonesia yang bukan saja kuat, tapi juga solid dan disegani, baik di dalam maupun luar negeri.

Selama kepemimpinannya, Giwo seolah menyulap Kowani menjadi mitra strategis kaum wanita dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak anak secara konsisten. Tanpa kenal lelah, Giwo bersama jajaran pengurusnya terus mendorong kaum perempuan untuk naik kelas.
Dengan jaringannya yang kuat, Giwo telah menjadi mitra strategis sekaligus mata dan telinga pemerintah untuk melihat sebuah realita kehidupan kaum wanita di Indonesia.
Tak hanya itu, Giwo begitu jeli melihat bahwa semakin banyak kaum wanita terlibat dalam dunia usaha, terutama UMKM. Ini juga yang mendorongnya secara aktif menginisiasi Kowani Fair setiap tahunnya.
Dengan segala jerih lelahnya, secara aktif dirinya memberi masukan kepada pemerintah dan DPR untuk bagaimana terus meningkatkan partisipasi kaum wanita di berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, bisnis, pendidikan, hingga sosial.
Bahkan, dirinya dengan lantang menyuarakan bahwa perempuan Indonesia adalah Ibu Bangsa, sebagai amanat dari Kongres Perempuan Indonesia, tahun 1928, yang menjadi langkah awal terbentuknya Kowani.

Di eranya, dari sisi keanggotaan tumbuh signifikan, di mana kini tercatat ada 111 organisasi perempuan yang menjadi anggota Kowani.
Di level internasional, Giwo juga sukses membawa Kowani menjadi organisasi federasi wanita terbesar di dunia. Kepiawaian Giwo melakukan lobi-lobi internasional membuat Kowani sangat dihargai. Termasuk dirinya yang dipercaya menduduki sejumlah jabatan strategis di level internasional.
Lantas, apa saja kegiatan Giwo Rubianto pasca tidak lagi menjadi Ketua Umum Kowani?
Sederet keaktifan
Giwo Rubianto dikenal sebagai sosok yang super aktif. Hari-harinya dipenuhi dengan berbagai kesibukan.

“Setelah menyelesaikan tugas di Kowani, saya akan tetap aktif dalam berbagai kegiatan, baik di bidang organisasi sosial maupun bisnis,” kata Giwo Rubianto, kepada innews, di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Dirinya tidak lantas mengakhiri pengabdian kepada para perempuan Indonesia. Baginya, pengabdian terhadap wanita Indonesia adalah sesuatu yang tidak akan pernah berakhir sepanjang hayat dikandung badan.
Wanita cantik nan semampai ini menuturkan bahwa setiap ketua umum yang masa baktinya sudah selesai akan masuk menjadi Dewan Pertimbangan di Kowani, di mana nantinya saya akan senantiasa memberikan saran dan masukan, dukungan moral, serta pengarahan dan tentunya tetap menjaga keberlanjutan Kowani.
“Saya berkomitmen untuk terus mengabdi dalam memajukan kesejahteraan perempuan dan anak dalam berbagai wadah, termasuk berkolaborasi dengan berbagai mitra, serta terus mempererat hubungan dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama,” tukasnya.

Giwo membenarkan dirinya masih menjabat sebagai Vice President International Council of Women (ICW). Di level nasional, dia masih menjabat sebagai Ketua Umum Pita Putih Indonesia (PPI) yang merupakan bagian dari Global White Ribbon Alliance yang berpusat di Washington DC (namun saat ini di London UK).
Juga aktif di Berkarya Pengusaha Wanita (BPW) Jakarta yang merupakan afiliasi dari BPW International yang berpusat di Geneva, Switzerland, serta Ketua Umum Gerakan Wanita Sejahtera (GWS).
“Saya juga masih menjalankan peran sebagai Dewan Penasihat di FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri), Perhimpunan Saudagar Muslimah (PERSAMI), Perkumpulan Wanita Pejuang (PWP) ’45, Wirawati Catur Panca, Perempuan Angklung Indonesia (API), Ladies International Program, Gerakan Persatuan Perempuan Kosgoro dan Komunitas Gerakan Perduli Anak Indonesia (KUGAPAI) serta Dewan Kehormatan Gerakan Perempuan Ormas MKGR.
Terus mengabdi
Kontribusinya bagi kaum perempuan tidak akan berakhir. Pengabdiannya pun takkan pernah usai. “Kedepan, saya akan terus memperluas kontribusi dalam berbagai bidang, baik secara pribadi maupun melalui organisasi. Salah satunya, saya ingin memperkuat gerakan untuk meningkatkan kesehatan perempuan dan anak melalui PPI, dengan melibatkan lebih banyak pihak untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan yang lebih baik,” beber Giwo lugas.

Dunia bisnis pun tak luput dari perhatiannya. “Saya juga ingin mengembangkan potensi bisnis dan kewirausahaan melalui BPW dengan fokus pada pemberdayaan perempuan di sektor ekonomi,” imbuhnya.
Giwo percaya bahwa dengan mengoptimalkan potensi bisnis yang dimiliki perempuan, akan dapat menciptakan perubahan signifikan dalam pemberdayaan ekonomi keluarga dan masyarakat secara lebih luas.

“Tak kalah penting, saya akan terus mendukung program pemerintah dalam bidang perkoperasian melalui GWS, terutama untuk memperkuat koperasi sebagai pilar ekonomi yang inklusif. Melalui pelatihan dan pendampingan, saya ingin membantu para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah agar bisa berkembang dan berdaya saing,” tukasnya.
Dirinya rindu untuk dapat terus berperan aktif dalam menciptakan perubahan yang positif, baik melalui pengembangan sumber daya manusia, pemberdayaan ekonomi, maupun peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya perempuan dan anak.

“Pemberdayaan kaum perempuan harus kontinu diperjuangkan. Sebab, hanya dengan begitu, maka harkat dan derajat kaum perempuan terus meningkat. Partisipasi perempuan di berbagai bidang harus terus meningkat,” pungkasnya.
Tidak ada istilah rehat bagi Giwo Rubianto Wiyogo. Dirinya tetap berjuang bagi kaum perempuan Indonesia, bangsa, dan negara. Karena takdir beliau adalah menjadi pejuang bagi kaum perempuan di Indonesia. (RN)
Be the first to comment