Jakarta, innews.co.id – Dibalik geliat emansipasi wanita yang terus membaik dari waktu ke waktu, berbagai tantangan tetap saja membayangi.
“Perempuan Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang kompleks, mulai dari kesenjangan partisipasi dalam angkatan kerja, meningkatnya kasus kekerasan hingga kekerasan berbasis gender online yang menyasar kelompok usia muda,” kata Ketua Umum Keluarga Besar Wirawati Catur Panca (KB WCP), Pia Feriasti Megananda, saat memperingati Hari Kartini, di Jakarta, Senin (21/4/2025).
Data Komnas Perempuan tahun 2024 menyebutkan, terjadi lebih dari 330 ribu kasus kekerasan pada perempuan. Sementara SAFEnet melaporkan lonjakan signifikan kasus kekerasan online terhadap perempuan. “Tantangan ini menunjukkan bahwa perempuan masih menghadapi hambatan struktural dan kultural untuk dapat berkembang maksimal,” ujarnya.
Pia menjelaskan, WCP secara proaktif terus mendorong pemberdayaan perempuan melalui pelatihan, pendampingan, dan advokasi agar perempuan bisa lebih kuat, mandiri, dan mampu bersaing dalam berbagai sektor.
Diakuinya, stigma perempuan sebagai “konco wingking” memang masih menguat, terutama di wilayah pedesaan, di mana perempuan kerap dianggap hanya layak berada di ranah domestik. Padahal kini, banyak perempuan yang juga bekerja di luar rumah sambil tetap menjalankan peran keluarga.
“Untuk mengikis stigma ini, edukasi publik yang inklusif sangat penting, termasuk melalui kegiatan budaya dan sejarah yang menyoroti kontribusi perempuan dalam pembangunan bangsa,” seru Pia.
Sejak awal berdiri, sambung Pia, WCP turut aktif dalam mengedukasi masyarakat melalui program pemberdayaan berbasis komunitas agar perempuan tidak hanya dipandang sebagai pendamping, tetapi juga sebagai penggerak perubahan.
Guna mengoptimalkan emansipasi perempuan, lanjutnya, pemerintah harus memperkuat kebijakan inklusif gender dengan membuka akses pelatihan teknis, literasi digital, akses keuangan, dan pasar bagi perempuan, terutama pelaku UMKM yang kini lebih dari 60% dimiliki perempuan.
“Penting juga bagi pemerintah untuk menyinergikan program antar-kementerian, serta menyediakan data terpilah berdasarkan usia dan wilayah untuk intervensi yang lebih tepat sasaran,” usulnya.
Dirinya menegaskan, WCP siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam menjangkau perempuan hingga ke akar rumput melalui program yang mendorong kemandirian dan kepemimpinan perempuan.
Pia mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk tidak ragu mengembangkan kapasitas diri, memperkuat literasi, dan aktif mengambil peran dalam komunitas maupun pemerintahan.
“Ketangguhan dan solidaritas antar-sesama perempuan adalah modal sosial yang besar untuk mendorong perubahan. Bersama WCP, kita perkuat jaringan perempuan dari berbagai latar belakang agar saling menopang, saling belajar, dan bersama-sama mengangkat derajat perempuan Indonesia menjadi setara, sejahtera, dan berdaya,” pungkasnya. (RN)