Jakarta, innews.co.id – PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk) bekerja sama dengan Forum CSR Indonesia menyalurkan 10.000 paket seragam sekolah senilai total Rp 12 miliar kepada sejumlah sekolah. Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan terhadap pendidikan di Indonesia.
Secara simbolis paket perlengkapan sekolah senilai Rp1,2 juta untuk setiap anaknya ini diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Staf Khusus Wakil Presiden Achmad Adhitya, pimpinan Alamtri yang diwakili oleh Ketua Pengurus Yayasan Amanah Bangun Negeri Zuraida Murdia Hamdie dan Ketua Umum Forum CSR Indonesia Mahir Bayasut, kepada siswa dari SD Nurul Yaqin, SD MIS Ruhul Ulum, SD Dharma Bhakti, yang dilaksanakan di SDS Kresna Jakarta Timur, Rabu (18/6/2025).
“Kami menamai program ini ‘Satu Seragam Sejuta Harapan’, di mana akan dibagikan 10.000 paket seragam sekolah yang didonasikan oleh Alamtri dengan nilai total Rp12 miliar”, kata Zuraida Hamdie.
Dijelaskan, program ‘Satu Seragam Sejuta Harapan’ ini dilatarbelakangi keprihatinan terhadap masih banyaknya anak yang putus sekolah di Indonesia, yakni sekitar 75.303 anak, menurut data tahun 2021, dengan 38.716 di antaranya berasal dari tingkat sekolah dasar (SD).
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya biaya untuk kebutuhan dasar pendidikan bagi anak, seperti seragam, maupun perlengkapan alat tulis. Sehingga dibutuhkan dukungan nyata dari banyak pihak untuk mewujudkan hal ini.
“Alamtri percaya bahwa pendidikan adalah kunci utama masa depan bangsa dan perlu keterlibatan berbagai pihak untuk menciptakan akses pendidikan yang merata di Indonesia,” ujarnya.
Kolaborasi Alamtri dengan Forum CSR ini juga merupakan langkah nyata dalam mewujudkan hal tersebut dan diharapkan membawa manfaat yang lebih luas.
Ketua Umum Forum CSR Indonesia Mahir Bayasut menyambut baik kolaborasi bersama PT Alamtri dalam program penyaluran paket seragam sekolah ini.
“Ini merupakan sebuah inisiatif yang lahir dari kepedulian terhadap akses pendidikan dasar yang masih belum merata di Indonesia. Kita tentu miris melihat masih banyak generasi penerus bangsa yang terpaksa putus sekolah karena keterbatasan ekonomi, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dasar sekolah,” jelasnya.
Dirinya melihat program ini menjadi wujud nyata bahwa dunia usaha dan masyarakat bisa bergandengan tangan memberi solusi bagi masyarakat.
Melalui kolaborasi ini, lanjut Mahir, kami ingin menegaskan bahwa kepedulian bukan sekadar wacana, tetapi aksi nyata yang membuka masa depan.
“Semoga langkah ini menjadi awal dari gerakan yang lebih besar dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta membangun generasi penerus bangsa yang lebih berdaya,” serunya. (RN)