Jakarta, innews.co.id – Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang mendera industri media dan hiburan terasa begitu memiriskan hati. Ada banyak orang kehilangan pekerjaan.
“Dalam beberapa waktu terakhir, industri media dan televisi ramai-ramai melakukan PHK. Apa yang sebenarnya terjadi?” ungkap Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta, Diana Dewi, dalam laman media sosialnya, Kamis (8/5/2025).

Secara umum Diana melihat sejumlah bidang usaha tengah menghadapi ujian berat.
Bagi Diana, prahara ini sangat memilukan dan merupakan sebuah keironisan ditengah transformasi besar dan perubahan dunia digital.
“Sebagai pengusaha, saya turut merasakan beratnya situasi ini. Namun, saya percaya setiap tantangan pasti membawa peluang baru,” imbuhnya.
Menurutnya, era ini menuntut kita untuk adaptif, terus belajar, dan membuka jalan baru, termasuk di ranah ekonomi kreatif dan digital.
Industri media dan televisi, sambung Diana, sedang menghadapi perubahan perilaku konsumsi konten. Hal ini membuat banyak perusahaan kesulitan bertahan dan terpaksa melakukan PHK.
Beri solusi
Dibalik tantangan yang demikian besar, Diana memberi solusi yakni, melakukan adaptasi. “Perubahan zaman menuntut inovasi, efisiensi, dan keberanian bertransformasi, bukan saling menyalahkan. Saya percaya setiap tantangan bisa dilihat sebagai momentum untuk berbenah,” tuturnya.
Bisa juga dilakukan pelatihan secara kontinu dan melakukan relokasi tenaga kerja ke bidang-bidang usaha sejenis.
Juga, mendorong ekosistem bisnis yang tahan guncangan. “Dibutuhkan kebijakan insentif bagi sektor padat karya dan berbasis digital agar dapat bertahan, bahkan berekspansi. Dunia usaha butuh kepastian regulasi, iklim investasi yang sehat, dan dorongan untuk membuka peluang kerja baru,” terangnya.
Kolaborasi, menurut Diana, adalah kata kuncinya, di mana dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat harus duduk bersama. “Lapangan kerja bukan sekadar angka, tapi masa depan banyak keluarga. Mari jaga ekosistem usaha yang sehat dan berkelanjutan,” pungkasnya. (RN)