Jakarta, innews.co.id – Perubahan dunia yang demikian cepat mengharuskan manusia untuk cepat beradaptasi. Tidak saja soal kemajuan teknologi, tapi juga perubahan ekonomi, iklim, dan kondisi negara.
Untuk itu, Indonesia Cahaya Cendekiawan (ICC), katalisator era baru pengembangan manusia di Indonesia, mengembangkan NeuroFit365 (segera disebut QFit365), solusi brain optimization berbasis teknologi qEEG (quantitative EEG).
“QFit365 adalah salah satu program unggulan kami,” kata Komisaris Utama ICC, Koeshartanto, di Jakarta, Sabtu (28/6/2025).
Dijelaskan, ini adalah pemeriksaan kebugaran otak harian yang memetakan tiga aspek utama:
- Kualitas istirahat – apakah seseorang cukup pulih secara mental.
- Tingkat stres – seberapa tinggi beban mental yang sedang dialami.
- Tingkat kecemasan – seberapa terganggu fokusnya oleh rasa khawatir.
Dijelaskan, program ini menggunakan teknologi pembaca aktivitas gelombang otak yang non-invasif, hanya butuh waktu sekitar 8-10 menit. Hasilnya membantu individu dan organisasi memastikan kesiapan mental sebelum bekerja. Karena bisa dilakukan setiap hari, ICC menamainya QFit “365”.
“Dalam dunia kerja QFit365 sangat penting karena di banyak profesi, seperti operator alat berat, pengemudi profesional, dan petugas keamanan, kesiapan otak yang buruk bisa berakibat fatal,” urainya.
Karena itu, dengan QFit365, perusahaan bisa mengurangi risiko kecelakaan kerja dan individu bisa lebih percaya diri menghadapi tantangan sehari-hari.
Mudah diakses & fleksibel
Lebih jauh Koeshartanto menerangkan, semua program ICC dirancang mudah diakses dan fleksibel.
Program tersebut bisa dilakukan secara individual di pusat layanan otaQku (sebelumnya: MindWaveAI) atau mitra layanan otaQku. Juga bisa diintegrasikan dalam program wellbeing perusahaan atau sekolah. Team ICC melakukan visit ke perusahaan dan atau sekolah. Kemudian, hasilnya dikirim secara digital dan bisa diinteraksikan dengan ChatBot yang sudah kami siapkan dalam web-app otaQku.
“Kami juga sedang menjalin kolaborasi dengan berbagai industri, lembaga pendidikan, dan institusi kesehatan agar semakin banyak orang bisa merasakan manfaatnya,” pungkasnya. (RN)