Diskusi Yayasan Komunikasi Indonesia, Pramono Anung Tegaskan Kesetaraan Kunci Pembangunan Jakarta

Calon Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menghadiri diskusi dengan beberapa ormas Kristen di Sekretariat Yayasan Komunikasi Indonesia, Jakarta Timur, Jumat (11/10/2024)

Jakarta, innews.co.id – Jakarta hanya bisa dibangun dengan prinsip kesetaraan dan kesamarataan di antara seluruh komponen masyarakat, tanpa diskriminasi dan penomorduaan.

“Seluruh warga Jakarta memiliki hak dan kewajiban yang sama. Tidak boleh dibeda-bedakan atau ada yang dinomorduakan,” kata Calon Gubernur DKI Jakarta, Pramono Agung Wibowo, dihadapan seratusan lebih anggota organisasi kemasyarakat Kristen pada diskusi bertema “Masa Depan Jakarta Kita”, yang diinisiasi oleh Yayasan Komunikasi Indonesia (YKI), di Sekretariat YKNI, di Matraman, Jakarta Timur, Jumat (11/10/2024).

Mas Pram–demikian ia biasa disapa, dengan luwes memaparkan bahwa sejak dirinya ditetapkan menjadi Calon Gubernur bersama Rano Karno, secara aktif turun ke berbagai kelompok masyarakat lintas etnis dan agama di Jakarta.

Para peserta memberikan pokok-pokok pikiran kepada Cagub DKI Pramono Anung

Alhamdulillah, saya diterima di semua komponen masyarakat. Karena bagi saya yang terpenting adalah bagaimana kita berbuat baik untuk semua orang, tanpa perlu memandang suku, agama, atau ras. Berbuat baik itu pesan suci semua agama,” ujar mantan Sekretaris Kabinet ini.

Lahir ditengah keluarga yang taat beragama, Mas Pram yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo ini mengaku sangat terbuka dengan teman-teman lintas iman. “Sudah biasa saya dari dulu bekerja sama dengan teman-teman lintas agama. Bahkan, bersahabat karib dengan mereka. Karena itu, saya tegas menolak kampanye politik identitas,” ujarnya.

Bahkan, keluarga besarnya pun multikultur dan multiagama. “Saya sejak kuliah di Bandung sudah akrab dengan teman-teman GMKI. Bahkan, saya beberapa kali mengadakan acara dengan GMKI,” akunya.

Mas Pram menegaskan, saat ini Jakarta tengah diproyeksikan menjadi Kota Global. “Sebagai daerah yang heterogen, Jakarta tidak bisa dibangun hanya dengan satu suku atau satu agama saja. Melainkan harus ada kerja sama dan kolaborasi seluruh komponen masyarakatnya,” seru politisi senior PDI Perjuangan ini.

Sosok yang dikenal low profile ini memastikan, untuk NKRI di Jakarta sudah final. “Jangan ada lagi yang memperdebatkan hal tersebut karena yang kita butuhkan adalah kerja sama dan saling menghargai satu sama lain,” tukasnya.

Sementara itu, Dr. Bernard Nainggolan Ketua Yayasan Komunikasi Indonesia yang memoderatori diskusi ini menyampaikan bahwa kemajuan Jakarta hanya bisa dicapai bila pemimpinnya seorang yang bisa menghargai pluralisme, bukan mempertentangkannya.

“Duet Mas Pram dan Bang Doel (Rano Karno) merupakan pasangan ideal yang sesuai dengan marwah dan realitas warga Jakarta,” seru Bernard yang juga selain sebagai advokat juga dikenal sebagai kurator dan pengurus ini.

Dirinya mengajak berbagai ormas Kristen untuk dapat memberikan masukan kepada Mas Pram dan Bang Doel, sehingga bila terpilih kelak bisa diperjuangkan, baik dalam tataran kebijakan maupun program pemerintah daerah. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan