![](/wp-content/uploads/2024/12/IMG_20241204_124547_copy_622x350.jpg)
Jakarta, innews.co.id – Sejak pertama dibentuk 1928, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) telah menjelma menjadi organisasi perjuangan kaum perempuan. Pun di era kemerdekaan, kehadiran Kowani sebagai payung dari 111 organisasi perempuan di Indonesia semakin kuat.
Kiprah Kowani tidak hanya di level nasional, tapi sampai ke mancanegara. Kepiawaian Dr. Giwo Rubianto Wiyogo selama satu dekade memimpin telah membawa Kowani diakui sebagai satu-satunya organisasi perempuan terbesar di dunia.
Sebagai wadah perjuangan, Kowani konsisten melaksanakan agenda organisasi. Salah satunya Kongres yang diadakan setiap lima tahun sekali. Bertempat di Ballroom Octopus, Hotel Tribrata, Jakarta Selatan, Kowani mengadakan Kongres ke-26 dengan tema “Kowani Sebagai Ibu Bangsa Memperkuat Komitmen Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, Rabu (4/12/2024).
Kongres kali ini dibuka oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, yang juga dihadiri oleh tokoh-tokoh perempuan Indonesia antara lain, Dewi Motik, Linda Agum Gumelar, dan lainnya.
“Saat ini, perempuan Indonesia menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan menuntut untuk lebih aktif dalam pengambilan keputusan di berbagai sektor pembangunan,” ujar Arifatul.
Dirinya mendorong Kowani untuk dapat memperjuangkan keterwakilan perempuan yang lebih banyak lagi di level pengambil keputusan.
“Agar kepentingan perempuan dan anak tersuarakan dalam penyusunan kebijakan, program, dan anggaran, maka harus lebih banyak lagi kaum perempuan yang mengisi posisi pengambil keputusan,” tukasnya.
Menurutnya, dengan karakter cenderung peduli dan merasa bertanggung jawab untuk membantu sesama yang menghadapi kesulitan. “Keterlibatan perempuan yang berdaya dalam ruang-ruang pembangunan dipercaya sebagai kunci dalam mewujudkan Indonesia yang inklusif dan berdaya saing dengan manfaat yang dapat dinikmati oleh semua pihak,” imbuhnya.
Kehadiran Kowani, lanjut Menteri PPPA, mengingatkan kita bahwa perjuangan perempuan harus menyesuaikan dengan tantangan zaman dan membuka akses seluas-luasnya bagi perempuan untuk mengeluarkan potensi terbaik serta mendukung keutuhan dan kemajuan NKRI dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Kowani sebagai payung organisasi perempuan terbesar di Indonesia memegang peran strategis untuk mendukung implementasi cita-cita Asta Cita.
“Kowani harus menjadi referensi bagaimana menjaga persatuan dan kesatuan di tengah gempuran teknologi informasi dan penetrasi budaya,” tukasnya.
Dia menambahkan, Kowani berperan penting untuk terus mendorong kebijakan yang mendukung partisipasi perempuan di semua sektor termasuk dalam membangun kedaulatan pangan, energi dan ekonomi yang menjadi pilar utama menuju Indonesia yang mendiri dan berdaya saing di tingkat global.
Sementara itu, dalam laporannya, Ketua Panitia Kongres XXVI Kowani Heryana Hutabarat menyampaikan bahwa salah satu agenda Kongres kali ini adalah pemilihan Ketua Umum Kowani periode 2024-2029. Sejauh ini ada 3 nama yang mencuat yakni, Nanny Hadi Tjahjanto, Marlinda Irwanti Poernomo, dan Masyitoh Chusnan.
“Benar, ada tiga nama yang bakal dipilih secara langsung. Ketiganya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang baik Kita berharap proses pemilihan bisa berjalan aman, lancar, dan damai,” tutur Heryana.
Giwo Rubianto mengemukakan, selama 10 tahun kepemimpinannya, ada sekitar 25 organisasi perempuan yang bergabung. “Kalau lebih dirinci, Kowani menaungi sekitar 100 juta perempuan di Indonesia.
Pun dalam 10 tahun terakhir, banyak hal yang sudah dilakukan Kowani, baik di level nasional maupun internasional. “Ini menunjukkan kiprah yang luar biasa dan kepercayaan besar dari ormas perempuan yang terlibat secara aktif.
Hingga berita ini diturunkan, tengah dilakukan pembahasan sekaligus persiapan akan dilakukannya pemilihan Ketum Kowani. (RN)
Be the first to comment