
Jakarta, innews.co.id – Parameter maju tidaknya suatu negara dalam mengimplementasikan demokrasi terletak pada penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu), termasuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Karenanya, Pilkada harus bisa berjalan aman dan lancar, dengan tingkat partisipasi pemilih yang tinggi. Tanpa itu, rentan bagi pasangan terpilih untuk menjalankan roda pemerintahan lantaran bisa muncul banyak gangguan.
Hal tersebut secara lugas disampaikan Pakar Komunikasi Koeshartanto Koeswiranto, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Senin (23/9/2024), yang kerap diminta menjadi pembicara dan memberi motivasi kepada para stakeholder Bawaslu di sejumlah wilayah Indonesia ini.
“Pastinya masih banyak orang baik di Indonesia. Tapi, menyitir ucapan Edmund Burke bahwa semua yang diperlukan agar kejahatan menang adalah untuk orang-orang baik tidak melakukan apa-apa. Itu artinya, ketidakpedulian dapat mengancam sistem demokrasi,” kata Koeshartanto.
Oleh karena itu, dirinya mendorong agar mereka-mereka yang memiliki pemikiran baik, lurus, jujur, dan berintegritas untuk ikut turun gunung, tidak hanya berpangku tangan saja dan membiarkan yang jahat merajalela.
“Kunci kemajuan suatu daerah adalah Pilkada yang berkualitas. Di mana pelaksanaannya berjalan mulus dan bisa terpilih orang-orang yang benar-benar punya hati untuk melayani masyarakat dan memajukan daerahnya,” seru Komisaris Utama platform digital ternama iCoachChannel ini.

Koes–demikian biasa mantan Direktur SDM PT Pertamina (Persero) ini dipanggil, menguraikan Produk Domestik Bruto (PDB) dari beberapa negara, di mana nampak betul Indonesia masih jauh tertinggal. Seperti Singapura dengan PDB $90.000 dan pertumbuhan ekonomi $446 milyar, tingkat kemiskinannya hampir tidak ada. Sementara Korea Selatan dengan PDB $36.000, pertumbuhan ekonomi $1,8 triliun, angka kemiskinan relatif rendah. Begitu juga Malaysia, PDB $11.000, pertumbuhan ekonomi $400 milyar, tingkat kemiskinan relatif rendah. Sedang Indonesia, dengan $4.500, pertumbuhan ekonomi $1,5 triliun, tingkat kemiskinan lebih tinggi dari negara-negara lainnya.
Bagi Koes, tiap-tiap daerah dan Indonesia secara umum harus memperoleh pemimpin yang bagus sehingga bisa melesat dan mewujudkan mimpi menjadi negara maju kedepannya. Selain itu, tingkat kesejahteraan masyarakat juga akan semakin baik. “Kalau dipilih pemimpin yang korup, maka daerahnya akan tertinggal,” imbuh Chairman dan Chief Consultan KTalents.asia, perusahaan jasa konsultan manajemen ini.
Untuk itu, Koes mengingatkan pentingnya menjaga integritas, termasuk para penyelenggara Pilkada. Seperti kata Sekjen PBB periode 1997-2006 Kofi Annan, “Kegagalan dalam menjaga integritas dalam proses pemilihan dapat mengikis keyakinan masyarakat terhadap demokrasi itu sendiri”.
Dia menyebutkan ada 5 tantangan yang dimiliki para stakeholder Pilkada yakni, logistik, biaya, keamanan, integritas dan transparansi, serta keterlibatan masyarakat.
Koes mendorong untuk terus dilakukan berbagai sosialisasi kepada sejumlah elemen masyarakat sehingga angka partisipasi Pilkada nanti bisa tinggi. Mulai dari pemilih pemula, generasi muda, kalangan profesional, disabilitas, lansia, dan berbagai komponen masyarakat lainnya harus didorong untuk terlibat secara aktif dalam Pilkada Serentak nanti. “Namanya juga pesta demokrasi. Jangan sampai yang berpesta itu hanya segelintir orang saja, tapi seluruh anak bangsa,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment