
Jakarta, innews.co.id – Perayaan Tahun Baru Imlek memiliki makna mendalam bagi kerukunan dan harmonisasi umat beragama di Indonesia. Faktanya, masyarakat dari berbagai agama dan latar belakang budaya dapat bergabung merayakan Imlek bersama-sama dengan penuh kebahagiaan. Ini sejalan dengan apa yang tertulis dalam Sabda Suci Lun Yu XII:5, “Di Empat Penjuru Lautan Semuanya Saudara”.
“Perayaan Imlek memiliki substansi yang mendalam bagi umat yang merayakannya, terutama bagi masyarakat Tionghoa,” kata Tokoh Perempuan Khonghucu, Liem Liliany Lontoh, S.Pd., SE., M.Ag., dalam keterangan persnya, di Jakarta, Minggu (26/1/2025).
Dikatakannya, secara keseluruhan, Perayaan Tahun Baru Imlek memiliki substansi yang mendalam dan beragam bagi umat yang merayakannya, mencakup aspek spiritual, keluarga, budaya, dan pribadi.

Makna yang termaktub antara lain, sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada Tian/Tuhan Yang Maha Esa atas berkah yang diterima selama setahun. Juga melaksanakan Ji Si Siang Ang (Hari Persaudaraan) seminggu sebelum Tahun Baru Imlek dengan melaksanakan kegiatan sosial, hal ini meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap warga yang kurang mampu.
“MATAKIN melalui Makin-Makin yang berada di seluruh wilayah Indonesia berbagi rejeki berupa sembako dan lainnya kepada masyarakat kurang mampu,” jelasnya.
Selain itu, Imlek juga adalah kesempatan untuk menghormati dan mengenang leluhur akan kebaikan, teladan, bimbingan maupun kasih sayangnya semasa hidup.
Dikatakannya, Tahun Baru Imlek juga merupakan kesempatan untuk membersihkan diri dari kesalahan dan dosa, serta memulai tahun baru dengan hati yang bersih. Juga berkumpulnya keluarga merupakan kesempatan untuk mempererat hubungan keluarga dan teman-teman.
Ditambahkannya, Imlek merupakan kesempatan untuk melestarikan tradisi dan budaya Tionghoa, seperti memasak makanan tradisional, menghias rumah dengan dekorasi, dan melakukan ritual-ritual khusus. Selain itu, kesempatan untuk merefleksikan tahun yang lalu dan merencanakan tahun yang baru, serta menetapkan tujuan dan resolusi, juga merupakan kesempatan untuk memulai pembaharuan dan perubahan dalam hidup, serta meninggalkan kebiasaan buruk dan mengembangkan kebiasaan baik.
Introspeksi diri
Lebih jauh Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga MATAKIN Pusat ini menjelaskan, Imlek merupakan bentuk introspeksi diri agar menjadi manusia baru. Makna lainnya merupakan pengharapan akan kesehatan yang baik, kebahagiaan, kesuksesan dan segala urusan dilancarkan di tahun yang baru.
“Perayaan Imlek juga menunjukkan penghormatan terhadap tradisi dan budaya leluhur. Masyarakat Tionghoa-Indonesia dapat melestarikan tradisi dan budaya mereka, sementara juga berinteraksi dengan masyarakat lainnya,” imbuhnya.
Liliany juga memaparkan bahwa Imlek memiliki relevansi dengan upaya pemerintah dalam mempersiapkan Indonesia Emas 2045 dalam beberapa aspek.
Seperti aspek kebudayaan, merupakan bentuk pelestarian budaya. “Pemerintah dapat mendukung pelestarian budaya ini sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia,” urainya.
Juga untuk pengembangan pariwisata, di mana Imlek dapat menjadi daya tarik pariwisata, terutama bagi wisatawan yang ingin mengalami kebudayaan Tionghoa. Hal ini tentu dapat meningkatkan pendapatan negara.
Pada aspek ekonomi, bisa digunakan untuk mengembangkan UMKM dan peningkatan konsumsi, terutama pada sektor makanan, minuman, dan dekorasi.
Di aspek sosial, Imlek mendorong terciptanya kerukunan dan toleransi antar umat beragama dan berbeda latar belakang budaya. “Pemerintah dapat mendukung peningkatan kerukunan ini melalui program-program sosial dan keagamaan,” tukasnya.
Lainnya, pengembangan masyarakat, di mana pemerintah dapat mendukung pengembangan masyarakat ini melalui program-program pendidikan dan pelatihan.
Secara keseluruhan, Tahun Baru Imlek memiliki relevansi dengan upaya pemerintah dalam mempersiapkan Indonesia Emas 2045 melalui aspek kebudayaan, ekonomi, dan sosial.
“Pemerintah dapat mendukung pelestarian budaya, pengembangan pariwisata, pengembangan UMKM, peningkatan konsumsi, peningkatan kerukunan, dan pengembangan masyarakat untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045,” tukasnya.
Liliany berharap, Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili adalah momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat. Juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebajikan dan kebenaran, serta memperkuat sikap satria menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan selalu berbuat kebajikan. (RN)
Be the first to comment