Jakarta, innews.co.id – Keinginan Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa, membangun monorel yang menghubungkan Kota Nabire dengan Bandara Douw Atarure, menuai kritik dari banyak pihak. Selain tidak urgen, hal tersebut dinilai berlebihan, memboroskan anggaran negara, dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
“Jalan tol Trans Papua saja hingga saat ini masih terbilang lengang. Warga Papua lebih memilih jalan biasa karena faktanya juga tidak macet,” kata politisi Partai Golkar Yance Mote, dalam keterangan persnya, Selasa (15/4/2025).
Baginya, proyek monorel terlalu prestisius. “Saya bukan tidak ingin melihat Tanah Papua maju. Hanya saja, pembangunan yang dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Jadi tidak membabibuta membangun, padahal bukan itu kebutuhan riil masyarakatnya,” serunya.
Yance meminta Pemerintah Provinsi Papua Tengah belajar dari Jakarta. Pembangunan LRT di Jabodetabek sepanjang 41,2 kilometer diperkirakan menghabiskan anggaran anggaran Rp 32,6 triliun. Begitu juga anggaran pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mencapai Rp112,5 triliun. Sementara rencana monorel di Papua sepanjang 390 kilometer bisa menghabiskan biaya sekitar Rp 10-11 triliun.
“Saya khawatir pembangunan monorel di Papua tidak terlalu berguna, justru menjadi beban negara karena harus hutang ke China untuk membiayai proyek tersebut. Masyarakat Indonesia akan menanggung hutang tersebut yang kemanfaatannya belum terlalu dirasakan oleh warga Papua,” tukasnya.
Bagi Yance, jika PAD Provinsi Papua Tengah kuat, maka monorel bisa menjadi solusi transportasi. Namun, apabila PAD belum mumpuni, baiknya mengejar program pembangunan lainya, seperti memberikan pendidikan gratis, menurunkan angka pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui investasi di bidang lainya.
“Intinya, saat ini monorel belum merupakan kebutuhan di Papua Tengah dan wilayah lainnya di Tanah Papua,” tegasnya.
Seperti diketahui, Meki Nawipa pada Rapat Kerja Pemerintah Daerah se-Papua Raya bersama BP3OKP, yang berlangsung di Ballroom Kantor Gubernur Papua Tengah, Bandara Lama, Senin (15/4/2025), telah mengumumkan rencana pembangunan monorel. Bahkan, dirinya berencana terbang ke China untuk menandatangani kerja sama pembangunan monorel tersebut. (RN)