Jakarta, innews.co.id – Perkembangan teknologi saat ini demikian cepat. Banyak pekerja merasa saat ini pekerjaannya semakin menantang. Mereka yang tidak bisa beradaptasi dengan teknologi, bisa tergilas.
Era disrupsi teknologi menuntut kesiapan dari semua pihak. Dapat dipahami bahwa disrupsi adalah perubahan besar yang terjadi akibat inovasi, penggunaan teknologi baru, atau perubahan paradigma. Disrupsi dapat mengubah tatanan dan sistem yang sudah ada.
“Perubahan teknologi yang demikin cepat bukan sesuatu yang harus dihindari, melainkan harus dihadapi dengan kesiapan,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta, Diana Dewi, saat bicara tentang disrupsi teknologi yang menjadi tantangan di kekinian, di Jakarta, Sabtu (28/12/2024).
Studi terbaru menyebutkan akan semakin banyak pekerjaan tradisional yang bakal digantikan oleh teknologi.
“Namun, jangan khawatir karena ada solusinya yakni, reskilling dan upskilling,” ujarnya.
Reskilling adalah belajar keterampilan baru untuk beralih ke bidang yang berbeda. Sementara Upskilling adalah meningkatkan keterampilan yang sudah dimiliki untuk tetap relevan di posisi yang sekarang,” urai Founder Toko Daging Nusantara ini.
Menurutnya, melalui reskilling dan upskilling kita tidak hanya mampu menghadapi perubahan, tetapi juga membuka peluang baru.
“Reskilling dan upskilling adalah investasi untuk masa depan. Saya percaya dengan terus belajar kita pasti bisa beradaptasi, berkembang, dan menjadi lebih kompetitif. Kita bersama-sama menghadapi era disrupsi ini dengan penuh semangat dan optimisme,” ajak CEO Suri Nusantara Jaya Group ini.
Dirinya yakin, reskilling dan upskilling adalah kunci untuk tetap relevan dan kompetitif. Dengan mengasah keterampilan baru dan meningkatkan kemampuan yang sudah dimiliki, maka para pekerja akan semakin siap menghadapi tantangan, bahkan membuka peluang-peluang baru.
“Mari jadikan masa kini untuk belajar, beradaptasi, dan bertumbuh. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman demi masa depan yang lebih cerah,” pungkasnya. (RN)
