
Jakarta, innews.co.id – Dipanggilnya sejumlah menteri yang merupakan muka-muka lama menunjukkan upaya Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk melanjutkan pembangunan yang dilakukan pendahulunya.
“Masih dilibatkannya orang-orang lama dalam Kabinet Prabowo seperti, Sri Mulyani, Rosan Roeslani, Bahlil Lahadalia, Kartika Wirjoatmojo, dan Thomas Djiwandono, menunjukkan adanya keberlanjutan pembangunan,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta, Diana Dewi, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Rabu (16/10/2024).
“Kami berharap mereka yang akan menggawangi bidang perekonomian bisa benar-benar klop berkolaborasi dengan para pengusaha di Indonesia. Tentu pemerintah tidak bisa berjalan sendirian. Peran organisasi pengusaha sangat besar dalam memberi kontribusi positif bagi laju perekonomian Indonesia,” seru Bendahara Umum ICMI DKI Jakarta ini.
Dirinya mengaku optimis tim ekonomi yang dipilih oleh Presiden Prabowo adalah orang-orang yang cakap dan mumpuni di bidangnya. Apapun program yang akan dijalankan harus diselaraskan dengan target pemerintah yakni, mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
“Untuk mencapai target tersebut tentu bukan perkara mudah. Harus ada sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dengan kalangan pengusaha. Tanpa itu, mustahil target tersebut bisa tercapai,” imbuhnya.
Founder Toko Daging Nusantara yang begitu populer ini menerangkan, ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi kedepan yakni, pertama, pembukaan lapangan kerja untuk bisa menampung angkatan kerja. Seperti diketahui, saat ini saja banyak perusahaan pailit dan pekerjanya di PHK.
Kedua, menciptakan ekosistem bisnis yang sehat dan berkelanjutan, termasuk meminimalisir terjadinya kartel. Ketiga, membangun ekosistem yang mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta memperkuat sektor industri. Keempat, meningkatkan daya beli masyarakat sehingga Indonesia yang seharusnya sudah bersiap-siap naik kelas dari middle income trap, justru malah turun kasta nantinya.
Kelima, pembayaran hutang Indonesia kepada dunia luar, di mana butuh new formulation agar beban hutang tersebut bisa diselesaikan. Keenam, tantangan politik global di mana rantai pasok kebutuhan jadi terhambat. Ketujuh, memperkuat kerjasama bilateral, multilateral, maupun forum-forum ekonomi sehingga memungkinkan ekspor Indonesia terus naik.
“Intinya, para menteri bidang perekonomian mendatang harus memiliki selling point dan lebih inovatif agar kebangkitan ekonomi Indonesia menjadi nyata. Kuncinya adalah kolaborasi dan menciptakan simbiosis mutualisme antara pemerintah dengan kalangan pengusaha,” tegasnya. (RN)
Be the first to comment