Jakarta, innews.co.id – Sebelumnya, Gereja Pelayanan Kristen (GPK) dan Gereja CMC selalu mendapat bantuan operasional tempat ibadah (Boti). Namun, di 2025, sekitar 5 gereja (3 GPK dan 2 CMC) tidak lagi mendapat. Rumornya, jatah mereka digeser ke gereja lain. Benarkah?
Rombongan hamba Tuhan dipimpin oleh Pdt. Imanuel Ebenhaezer Lubis, menyambangi Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta untuk mengadukan persoalan tersebut. Para pendeta diterima langsung oleh Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Golkar, Farah Savira, di ruang rapat Fraksi Partai Golkar, Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Pertemuan mediasi tersebut juga menghadirkan Kepala Biro Dikmental Provinsi DKI Jakarta dan PGLII DKI Jakarta yang dipimpin oleh Pdt R.B. Rori.
Secara tegas, Farah Savira meminta agar GPK Klasis Missio Dei dan gereja-gereja lainnya segera melengkapi syarat administratif sesuai SOP, agar tetap mendapat dana Boti di 2025.
“Jika administrasi sudah lengkap kirimkan juga ke saya. Kalau masih ada penolakan, itu akan menjadi evaluasi bagi Dikmental untuk mengambil langkah selanjutnya,” kata Farah.
Dikmental Provinsi DKI Jakarta menyayangkan terjadinya kekisruhan terkait penyaluran Boti. “Kami telah berulangkali memfasilitasi persoalan Boti ini. Bahkan saya sampai dipanggil ke Polda Metro Jaya dan Kejaksaan hanya gegara ketidaksolidan internal. Kekisruhan seperti ini mendatangkan kerugian besar,” ujar Ustadz Muklis.
Diingatkan, masalah dana Boti adalah pertaruhan agama, bukan kepentingan pribadi. Jadi, yang dipercaya membagikan pun harus benar dan jujur.
Dikatakannya, ada tiga poin penting yaitu, validitas data, memastikan dana Boti sampai ke pihak yang berhak, dan larangan pemotongan dana oleh siapapun.

Sementara itu Ketua PGLII DKI Jakarta menekankan pihaknya akan tunduk pada aturan yang ada dan sesuai SOP. Dirinya juga menguraikan alasan mengapa GPK dan CMC tidak menerima dana Boti.
Situasi sempat memanas antara Imanuel dengan Rori cs. Keduanya saling ‘serang’ dan buka-bukaan. Namun, dengan bijak Farah menengahi dan meminta keduanya cooling down.
Usai pertemuan, Imanuel mengapresiasi langkah bijak Farah Savira. “Kami sangat bersyukur dimediasi oleh Ibu Farah, hingga ada jalan keluarnya. Ini benar-benar wakil rakyat yang mengayomi masyarakat tanpa membeda-bedakan,” tuturnya.
Kepada PGLII DKI Jakarta, dirinya berharap dapat merangkul gereja-gereja. “Kalau mungkim ada kekurangan di kami, ya kasih tahu saja, bukan malah dihakimi atau dijegal,” tegasnya. (RN)












































