Bandung, innews.co.id – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memiliki setidaknya 5 tantangan yang konkrit yakni, independensi, penanganan pelanggaran, peningkatan kapasitas, transparansi, dan kolaborasi. Padahal, secara kewenangan, Bawaslu bisa melakukan pencegahan, pengawasan, penindakan, dan penyelesaian sengketa.
“Sesuai UU Nomor 7 tahun 2017 dan UU Nomor 10 Tahun 2016, Bawaslu merupakan stakeholder penyelenggara Pemilu, bersama KPU dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Selain itu, ada juga Pemerintah, parpol, swasta, pihak kampus, masyarakat pemilih, TNI/Polri, dan sebagainya,” kata Chairman dan Chief Consultan KTalents.asia, perusahaan jasa konsultan manajemen, Koeshartanto Koeswiranto, dalam keterangan persnya, di Jakarta, hari ini.
Pakar motivator yang kerap menjadi pembicara di berbagai tempat, termasuk memberi motivasi kepada para stakeholder Bawaslu Jawa Barat dan unsur-unsurnya ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan kapasitas para stakeholder Pemilu untuk menciptakan pesta demokrasi yang berintegritas.
“Pengembangan keterampilan yang disarankan terkait inisiatif peningkatan kapasitas memberdayakan organisasi pengawas Pemilu dan Pilkada dan pemangku kepentingan. Juga pengembangan kapasitas di mana organisasi akan menumbuhkan budaya profesionalisme, transparansi, dan kepatuhan terhadap standar etika. Selain itu, program pelatihan, lokakarya, dan kampanye pendidikan melalui pembekalan individu dengan keahlian. Hal lainnya, mendorong kepatuhan terhadap undang-undang Pemilu, memperkuat mekanisme pengawasan, dan menjaga kredibilitas proses Pemilu,” terang Koeshartanto saat memberikan pembekalan kepada anggota Bawaslu RI, di Horison Ultima Hotel, Bandung, Jumat (23/8/2024) lalu, yang dibuka oleh Tenaga Ahli Pimpinan Bawaslu RI Dr. Wenly Lolong.
Mantan Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina Tbk ini mendorong stakeholder Bawaslu untuk meningkatkan kerjasama dengan stakeholder lain dan ekosistemnya. Juga terus meningkatkan kapasitas diri, meningkatkan independensi dan transparansi serta sosialisasi.
Kepada peserta, Koeshartanto menyerukan 4 hal ini yakni, agar selalu terbuka untuk belajar (openess to learn), komunikasi secara efektif untuk memastikan proses berjalan lancar sesuai rencana (collaboration & communication), selalu menjaga netralitas dan integritas selama proses berjalan, dan selalu waspada dan menjaga komitmen.
Sementara itu, Wenly mengapresiasi pemaparan Koeshartanto. “Kiranya pemaparan dari Pak Koeshartanto bisa memotivasi para stakeholder Bawaslu di Jawa Barat untuk bekerja lebih profesional lagi,” imbuhnya.
Selain Koeshartanto, ikut tampil sebagai pembicara antara lain, Dr, Didik Suhariyanto, Dr Ujang, dan Dr Irene Tangkawarow. (RN)
Be the first to comment