Jakarta, innews.co.id – Selama ini dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI) dikenal ada 3 matra yakni, Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AD). Presiden terpilih Prabowo Subianto menggagas dibuatnya satu matra lagi yakni, Cyber Security.
“Kita sekarang hidup di era digital. Karena itu, pembentukan matra Cyber Security merupakan suatu kebutuhan, terutama untuk mengamankan negara dari ancaman digital,” kata Pengamat Militer dan Pertahanan Negara Dr. John Palinggi, di Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Saat ini, memiliki alusista yang canggih dan personil yang terlatih untuk mengamankan negara saja belum cukup. Harus didukung oleh kesiapan perangkat digital yang modern.
Karena itu, salah satu modernisasi TNI terkait dengan kesiapan infrastruktur digital. “Jadi, ide pembentukan matra Cyber Security sudah sesuai dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi yang ada,” tukas mantan pengajar di Lemhanas dan BIN ini.
Hanya saja, saat ini penggunaan teknologi di negara kita masih belum tertata dengan baik. Dia mencontohkan, belum jelas Indonesia kiblat teknologinya kemana.
“Kalau memang dibentuk matra Cyber Security, harus jelas kiblat teknologi Indonesia. Tentu saja dicari yang terbaik dan dapat mendukung kepentingan dalam negeri Indonesia,” saran Ketua Umum Asosiasi Mediator Indonesia (AMI) ini.
John berkeyakinan, Prabowo tentu sudah memiliki gambaran siapa-siapa saja yang akan dipercaya dalam matra baru tersebut. “Pak Prabowo pasti merekrut anak-anak muda yang unggul di bidang teknologi, mungkin mereka yang bersekolah di luar negeri atau yang sudah menjalani pendidikan khusus. Namun tetap harus diseleksi dan mengikuti kaidah-kaidah keprajuritan,” imbuh Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (Ardin) ini.
Berkaca pada background Prabowo, John yakin kedepan matra Cyber Security akan terbangun. “Pak Prabowo memiliki latar belakang pendidikan luar negeri. Pemahamannya akan wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote tentu sudah sangat dikuasai. Tentu tidak akan sulit bagi Pak Presiden Prabowo untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul,” yakinnya.
John menekankan, di matra Cyber Security nanti harus benar-benar dipastikan data-data yang ada tidak mudah bocor. “Keamanan data-data negara menjadi hal yang utama. Jangan sampai ada bocor karena itu merupakan ancaman besar bagi bangsa. Untuk itu, benar-benar harus diseleksi teknologi dari negara mana yang mau digunakan oleh Indonesia,” tukasnya.
Di era digital saat ini, sambung John, pada akhirnya teknologi merupakan salah satu investasi terbesar suatu negara. “Indonesia pun akan bergerak ke sana. Tinggal sejauhmana political will pemerintah dalam mengadopsi teknologi untuk kemajuan bangsa dan keamanan negara,” pungkas John. (RN)
Be the first to comment