Jakarta, innews.co.id – Di satu sisi, Musyawarah Nasional (Munas) merupakan agenda tetap yang dilaksanakan saat habis periode bakti kepengurusan suatu organisasi Namun, pada sisi lain, Munas merupakan ajang silahturahmi, konsolidasi, dan evaluasi guna mencapai tujuan bersama yang lebih baik lagi.
Penegasan itu disampaikan Dr. Noor Rachmad, SH., MH., alumni senior Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, kepada innews, di Jakarta, Jumat (7/2/2025), jelang Munas ke-3 Ikatan Alumni FH Undip, yang rencananya akan diadakan di Semarang, 16 Februari 2025 ini.
“Saya sebagai bagian dari Alumni FH sangat mendukung pelaksanaan Munas ini yang salah satu agendanya adalah pemilihan pimpinan IKA FH Undip. Semoga semuanya berjalan dengan lancar tanpa aral apapun dan dalam keberkahan dari Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata Noor Rachmad.
Dirinya juga berharap bisa lahir pimpinan dan kepengurusan baru yang bisa membawa perubahan ke arah organisasi modern yang berdampak dan bermanfaat bagi para alumni, almamater, serta bangsa dan negara.
Ketua Umum Keluarga Besar (KB) Purna Adhyaksa ini mengajak alumni-alumni juniornya agar dapat manfaatkan hak memilih (bagi yang punya hak pilih) terhadap kandidat yang diyakini akan mampu membawa perubahan organisasi ke arah lebih baik. Tentu saja, hal tersebut dapat dilihat dari Visi-Misi kandidat.
“Sebagai kaum intelektual, maka rekan-rekan alumni dapat berpikir kritis untuk melihat kandidat yang memang konstruktif dan inonivatif. Jangan seperti membeli kucing dalam karung. Sebab, masa depan organisasi ini juga ditentukan dari siapa pemimpin yang akan kita pilih,” serunya.
Beberapa nama muncul sebagai kandidat Ketua Umum IKA FH Undip. Salah satunya yang menguat adalah Asep Ridwan. “Saya menyerahkan siaa yang mau dipilih kepada masing-masing alumni. Itu hak prerogatif setiap alumni,” tegas Noor Rachmad.
Baginya, sosok Asep juga bagus karena memiliki pengalaman, baik sebagai praktisi maupun akademisi. Selain itu, pola pikirnya futuristik, bisa berkolaborasi dengan kepengurusan alumni, baik di tingkat pusat maupun daerah serta berpandangan bahwa almamater adalah ibu kandung yang melahirkan para alumni. Sehingga dalam semua kiprah yang dijalani tidak pernah melupakan almamaternya.
Meski begitu, Noor Rachmad menekankan agar para alumni bisa menjaga keguyuban dan kebersamaan. “Munas itu hanya kontestasi sesaat. Yang paling utama itu adalah silahturahmi dan kesolidan kita untuk bagaimana mengembangkan IKA FH Undip semakin meluas dan berdampak luas, kedalam dan keluar,” pungkasnya. (RN)