Diana Dewi Ajak Rakyat Indonesia Jadikan Batik Sebagai Gaya Hidup

Ketua Umum KADIN DKJ, Hj. Diana Dewi, SE., terus gelorakan batik sebagai gaya hidup rakyat Indonesia

Jakarta, innews.co.id – Sejak ditetapkan pertama kali oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres RI) Nomor 33 Tahun 2009, tertanggal 17 November 2009, peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober setiap tahunnya, diisi dengan mengenakan batik di hampir semua instansi.

Dari sejarahnya, ditetapkannya Hari Batik Nasional, mengingat di hari itu, 2 Oktober 2009 batik ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO.

“Batik bukan hanya sekadar kain, tetapi juga cerminan dari kekayaan budaya, kearifan lokal, dan kreatifitas yang diwariskan dari generasi ke generasi,” kata pengusaha sukses Hj. Diana Dewi, SE., dalam keterangan persnya menyikapi peringatan Hari Batik Nasional, Rabu (2/10/2024).

Dirinya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bangga memakai batik. “Kita harus bangga dengan warisan leluhur yang telah berkembang turun temurun,” seru Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Daerah Khusus Jakarta ini.

Untuk itu, Diana mengharapkan batik dijadikan sebagai bagian dari gaya hidup modern, namun tetap berakar pada tradisi. “Kita semua, terutama generasi muda, punya tanggung jawab menjaga dan melestarikan keberadaan batik sebagai bagian dari budaya Indonesia,” imbuhnya.

Menurut Diana, hampir seluruh daerah memiliki batik dengan motif dan corak yang beragam, disesuaikan dengan ciri khas wilayah masing-masing. “Jadi, batik itu bukan monopoli orang Jawa saja, tapi menjadi milik seluruh rakyat Indonesia,” seru Founder Toko Daging Nusantara ini.

Kedepan, lanjutnya, kita semua punya tanggung jawab untuk ikut mempromosikan batik ke berbagai belahan dunia. Juga mendukung para pengrajin lokal dan memastikan warisan ini lestari ditengah perkembangan zaman.

Diakuinya, saat ini perkembangan batik sudah demikian pesat, baik motif, corak, maupun cara pengerjaannya. “Itu memberi harapan dan keyakinan bahwa batik dapat mengikuti perkembangan zaman,” jelasnya.

CEO Suri Nusantara Jaya Group ini juga berharap pemerintah bisa lebih memberi kemudahan dan membuka akses kepada para pengrajin batik, baik permodalan, penyediaan alat-alat modern, maupun pemasaran. Dengan begitu, para pengrajin bisa mendapat manfaat besar dari karya-karya yang dihasilkannya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan