Jakarta, innews.co.id – Seorang pejabat publik harus memiliki etika dalam berkomunikasi, terutama ke publik. Tidak bisa serampangan bicara.
Penegasan ini dikatakan politisi Partai Golkar Papua Yance Mote, mengkritisi ucapan Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa, terkait pengambilalihan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, dalam Rapat Koordinasi pada bupati se-Papua Tengah di Kantor Gubernur Papua Tengah, Kamis (24/4/2025).
Dihadapan para bupati dan undangan lainnya, Meki dengan lantang berucap, “Siapapun yang bermain-main di RSUD Nabire, akan kita habisi satu kali”.
“Mungkin tujuan Pak Bupati bicara demikian bagus, tapi pola komunikasinya sangat buruk,” kata Yance Mote, dalam keterangan persnya, Jumat (25/4/2025).
Menurutnya, seorang pemerintah atau pejabat publik harus memiliki etika dalam berkomunikasi. “Apa maksudnya dengan kata ‘akan kita habisi satu kali’? Apanya yang mau dihabisi, nyawa orang kah atau karirnya atau apa?” tanyanya.
Yance menegaskan, “Seorang pejabat publik harus berkomunikasi dengan cara yang jujur, terbuka, santun, dan menghormati norma-norma komunikasi yang baik. Ini termasuk bersikap rendah hati, mendengarkan kritik, dan merespons dengan bijak”.
Sebab, etika komunikasi pemerintahan adalah prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang mengatur cara berkomunikasi pejabat publik dengan masyarakat, serta bagaimana mereka berkomunikasi di dalam lingkungan pemerintahan. Ini mencakup etika dalam penggunaan media sosial, forum resmi, dan interaksi sehari-hari, dengan tujuan menjaga profesionalisme, transparansi, dan akuntabilitas.
“Etika komunikasi pemerintah memiliki dimensi etis secara individual (pejabat) dan institusional (lembaga pemerintah),” tegasnya.
Kalau pemerintah bicaranya barbar, lanjutnya, itu bisa melukai hati rakyatnya dan menjadi preseden buruk. “Tegas boleh-boleh saja, tapi bahasa yang digunakan harus tetap santun dan menghargai orang lain, bukan mencerminkan arogansi,” serunya.
Yance mengingatkan, ada etika-etika yang harus dipatuhi oleh pejabat negara. Baik itu di forum-forum resmi, saat melayani publik, termasuk di media sosial.
Diuraikan, pemerintah yang memiliki etika dalam berkomunikasi tujuannya untuk menciptakan atau mengembangkan kualitas aparatur negara, terutama dalam hal sikap dan perilaku mereka.
Secara tegas Yance meminta Gubernur Papua Tengah untuk lebih wise dan santun dalam berkata-kata. “Saya bersama masyarakat Papua Tengah sepakat menolak ucapan Gubernur Papua Tengah yang mengatakan, ‘akan kita habisi satu kali’,” pungkasnya. (SR)